Setiap manusia akan diuji sesuai dengan kadar keimanannya, sehingga kita senantiasa berusaha agar iman kita mendukung kemanusiaan kita, dalam artian keimanan kita adalah wujud bakti kita kepada Allah SWT.Semakin kuat iman kita maka kadar cobaannya juga semakin berbobot alias semakin berat, Karena jika mau dekat dengan Maha Pencipta Allah SWT diperlukan modal yang tidak ringan, sehingga cobaan yang akan dialaminya juga berat.
Para Pembaca sekalian pada kesempatan ini penulis akan membahas tentang doa yang kita lantunkan kehadirat Allah SWT , karena dari sebuah doa tercermin sifat manusianya. Banyak sekali doa yang dilantunkan namun hanya sedikit yang dikabulkan. Mengapa dapat terjadi seperti itu?
Marilah kita kaji bersama, sebuah doa biasanya berupa permintaan , wujudnya permintaan ya ada yang baik juga bisa permintaan jahat, semuanya akan dikabulkan, hanya semuanya ada konsekwensinya.Hanya biasanya dengan sifat Rohman dan Rokhimnya Allah akan melindungi manusia yang baik dari perbuatan dosa oleh karena itu doa yang jahat biasanya tidak dikabulkan.
Allah memiliki hak prerogatif untuk mengabulkan sebuah doa, karena dia Maha mengetahui terhadap sesuatu sehingga kita seharusnya berprangka baik kepada Allah SWT karena semua doa yang kita lantunkan tidak semuanya dikabulkan. Karena dibalik doa yang kita lantunkan jika dikabulkan ternyata dikemudian hari menjadikan kita kufur nikmat atau menuju kesesatan, maka Allah yang Maha tahu tidak mau mengabulkan doa kita. Jadi sebaiknya kita tahu dirilah.
Dari beberapa literatur yang penulis baca, ternyata dikabulkan tau tidaknya sebuah doa sangat dipengaruhi oleh kejujuran dan keikhlasan hati pemohon, sehingga sebuah doa tidak bisa dijamin dikabulkan walaupun dilantunkan oleh seorang kyai tulen. Karena faktor kejujuran dan keikhlasan menjadi faktor penentu sebuah doa dikabulkan, maka kita tidak perlu berkecil hati untuk memanjatkan doa sendiri, usahakan doa yang kita lantunkan menuju kejujuran dan keikhlasan.
Kita sebagai manusia biasa harusnya tahu diri apabila mau memanjatkan doa, harusnya punya rasa malu kepada Allah SWT , punya modal apa kok berani memanjatkan doa dengan model mendikte Allah, dengan memanjatkan doa " Ya Allah cepatkanlah datangnya rejeki kepadaku " , nah dengan model doa seperti itu kemungkinan doa bisa dikabulkan bisa juga bisa tidak dikabulkan, karena yang punya kuasa adalah Allah dan memahami kondisi pemohon, dengan sifat Rohman dan Rokhimnya tadi bisa saja model begitu dikabulkan karena jika tidak dikabulkan menjadinya manusia itu makin jauh dari rasa syukur.
Para pembaca yang budiman, Allah senang dengan doa doa kita semakin banyak doanya semakin Allah suka , semakin ingat Allah semakin Allah suka sehingga berbanyaklah doa dilantunkan kepada Allah karena dengan banyak banyak kita berdoa maka kemungkinan akan dikabulkan, karena wirid akan menimbulkan warid, ingat kepada Allah akan menimbulkan pemberian.
Seperti yang terdapat di Surat Ar-rum ayat 37 yang artinya " dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rejeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia ( pula) yang menyempitkan ( rejeki itu) . Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda tanda ( kekuasaan Allah ) bagi kaum yang beriman". Jelas sekali pengertian dari Ayat tersebut bahwa dengan Hak Prerogatifnya Allah hanya akan memberikan kelapangan rejeki bagi orang orang yang menurut Allah pantas untuk dilapangkan rejekinya dan siapa yang pantas untuk disempitkan rejekinya.
Oleh karena itu marilah kita berupaya menjadi orang orang yang disayang Allah dengan menjauhi larangan larngan dan Allah dan melaksanakan yang diperintahkan Allah, dengan menjalani hidup ini dengan Ihklas dan penuh kejujuran , karena ternyata doa yang terkabulkan kebanyakan dari golongan yang jujur dan ihklas ... semoga ada manfaatnya .... Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar