"Keunggulan Manusia diukur dari Sumbangsih Pemikirannya"

Rabu, 02 Mei 2012

Selamat jalan Ibu Endang , Semoga Allah menempatkan ibu disisinya

Umur Orang yang tahu hanya Allah SWT, sehingga siapapun dia apabila telah masanya dipanggil Yang Maha Kuasa  tidak bisa dimundurkan dan dimajukan. Kita tidak bisa menyangka bahwa ibu sebagi seorang menteri, Menkes lagi , sampai terkena kanker stadium 4 , dimana sulit sekali tanpa mukjizat dari Allah untuk bisa sembuh, kita sebagai manusia hanya bisa menjalani hidup ini dengan lebih tawakal dan berserah diri kalau mengingat kejadian tersebut.


Para pembaca yang budiman, proses untuk menjadi manusia yang dicintai Allah sangatlah rumit dan susah, karena penuh dengan ujian dimana soalnya sangatlah sulit ditebak, sehingga banyak yang terpanggil namun hanya sedikit yang terpilih.
Seperti Ibu Endang Sedyaningsih ini, kedudukan tinggi tetapi jika sudah terpilih untuk menjadi manusia pilihan Allah maka tidaklah sulit bagi Allah untuk memanggilnya, karena dimata Allah dia lebih baik dipanggil sekarang daripada ditunda namun menyebabkan yang bersangkutan terperangkap ke jurang dosa, sehingga bagi keluarga kita doakan semoga sabar menghadapi cobaan ini , Kepada bapak Presiden yang ditinggalkan dua pembantu terbaiknya yaitu Wamen ESDM Widjajono dan Ibu Endang Sedyaningsih dalam kurun waktu belum ada sebulan semoga sabar menghadapi ujian , semoga penggantinya terpilih orang orang yang kualitasnya minimal setara dengan Almarhum dan Almarhumah.

Penulis mengutip salah satu pesan yang ditinggalkan Endang termuat dalam kata sambutan yang ditulisnya dalam rangka menyambut penerbitan buku "Berdamai dengan Kanker". Tiada yang menyangka, kata sambutan yang ditulis Endang pada 13 April 2011 itu menjadi kata sambutan terakhir dari Endang.
Inilah penggalan kata sambutan terakhir Endang yang diperoleh wartawan dari pihak Kementerian Kesehatan:
"Saya sendiri belum bisa disebut sebagai survivor kanker. Diagnose kanker paru stadium empat baru ditegakkan lima bulan yang lalu dan sampai kata sambutan ini saya tulis, saya masih berjuang untuk mengatasinya. Tetapi, saya tidak bertanya "Why me ??".
Saya menganggap ini adalah salah satu anugerah dari Allah SWT. Sudah begitu banyak anugerah yang saya terima dalam hidup ini. Hidup di negara yang indah, tidak dalam peperangan, diberi keluarga besar yang pandai-pandai, dengan sosial ekonomi lumayan, dianugerahi suami yang sangat sabar dan baik hati, dengan dua putra dan satu puteri yang alhamdulillah sehat, cerdas dan berbakti kepada orang tua.
Hidup saya penuh dengan kebahagiaan. "So... Why not?" Mengapa tidak, Tuhan menganugerahi saya kenker paru? Tuhan pasti mempunyai rencana-Nya, yang belum saya ketahui, tetapi saya merasa SIAP untuk menjalankannya. Insya Allah. Setidaknya saya menjalani sendiri penderitaan yang dialami pasien kanker, sehingga bisa memperjuangkan program pengendalian kanker dengan lebih baik.
Bagi rekan-rekanku sesama penderita kanker dan para survivor, mari kita berbaik sangka kepada Allah. Kita terima semua anugerahNya dengan bersyukur. Sungguh, lamanya hidup tidaklah sepenting kualitas hidup itu sendiri. Mari lakukan sebaik-baiknya apa yang bisa kita lakukan hari ini. Kita lakukan dengan sepenuh hati.
Dan... jangan lupa, nyatakan perasaan kita kepada orang-orang yang kita sayangi. Bersyukurlah, kita masih diberi kesempatan untuk itu. Demikian pesan yang disampaikan Endang... selamat jalan bu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar