"Keunggulan Manusia diukur dari Sumbangsih Pemikirannya"

Rabu, 09 Mei 2012

Karomah dan Penghargaan kepada manusia

Sangat wajar jika orang berprestasi memperoleh penghargaan apapun bentuknya, karena banyak orang ingin memperoleh penghargaan namun jarang melakukan sesuatu sehingga tidak akan memperoleh apapun. Salah satu kebutuhan manusia menurut ilmuan motivasi Thomas Robert Malthus dengan teori kebutuhannya mengatakan bahwa manusia sangat membutuhkan penghargaan.Dalam rangka memanusiakan manusia maka berikan dia penghargaan apapun wujudnya tentu saja setelah dia melakukan sesuatu yang layak disebut prestasi.


Pada saat Jaman Renaisanse  ada pameo yang mengatakan " Bahwa kita ada karena kita berfikir" itu artinya kalau kita disebut ada kalau kita menghasilkan sesuatu yang produktif atau menambah hasil dari penemuan sebelumnya, sehingga kala itu banyak muncul filosof  dan penemuan baru dan munculnya banyak tokoh pada masanya .

Sejenak kita lihat kebudayaan Renaisance (Yunanni-Romawi )adalah kebudayaan yang menempatkan manusia sebagai subjek utama. Filsafat Yunani, misalnya menampilkan manusia sebagai makhluk yang berpikir terus-menerus memahami lingkungan alamnya dan juga menentukan prinsip-prinsip bagi tindakannya sendiri demi mencapai kebahagiaan hidup (eudaimonia). Kesustraan Yunani, misalnya kisah tentang Odisei karya penyair Yunani Kuno, Homerus, menceritakan tentang keberanian manusia menjelajahi suatu dunia yang penuh dengan tantangan dan pengalaman baru. Arsitektur ala Yunani-Romawi mencerminkan kemampuan manusia dalam menciptakan harmoni dari aturan hukum, kekuatan, dan keindahan.
Selain itu, kemampuan bangsa Romawi dalam bidang tehnik dan kemampuan berorganisasi pantas mendapatkan acungan jempol. Semua ini jelas menunjukkan bahwa kebudayaan Yunani-Romawi memberikan tempat utama bagi manusia dalam kosmos. Suatu pandangan yang biasa disebut dengan ''Humanisme Klasik''.
Kebudayaan Raissans ditujukan untuk menghidupkan kembali Humanisme Klasik yang sempat terhambat oleh gaya berpikir sejumlah tokoh Abad Pertengahan. Hal ini memiliki kaitan dengan hal yang tadi dijelaskan. Apabila dibandingkan dengan zaman Klasik yang lebih menekankan manusia sebagai bagian dari alam atau polis (negara-negara kota atau masyarakat Yunani Kuno). Humanisme Renaissans jauh lebih dikenal karena penekanannya pada individualisme. Individualisme yang menganggap bahwa manusia sebagai pribadi perlu diperhatikan. Kita bukan hanya umat manusia, tetapi kita juga adalah individu-individu unik yang bebas untuk berbuat sesuatu dan menganut keyakinan tertentu.
Kemuliaan manusia sendiri terletak dalam kebebasannya untuk menentukan pilihan sendiri dan dalam posisinya sebagai penguasa atas alam (Pico Della Mirandola). Gagasan ini mendorong munculnya sikap pemujaan tindakan terbatas pada kecerdasan dan kemampuan individu dalam segala hal. Gambaran manusia di sini adalah manusia yang dicita-citakan Humanisme Renaissans adalah manusia universal (Uomo Universale).

Kembali kepada penghargaan pada manusia , bahwa sebenarnya mudah kok jika mau memperoleh penghargaan dari manusia lain, karena sifat manusia yang tidak bisa hidup sendiri maka jika sadar saling membutuhkan maka seyogyanya antara manusia hendaknya saling menghidupi agar dalam hidupnya tidak mengalami kesulitan, oleh karena itu kita harusnya berfikir untuk saling menghidupi antar manusia hendaknya harus punya modal atau niat sehingga dari modal atau niat inilah kita bisa saling menghormati rang lain.

Tidak ada satu manusiapun di dunia ini yang tidak suka penghargaan, karena merupakan kebutuhan , jika dia bilang tidak suka maka dia bukan manusia normal. Sebuah keinginan yang mulia jika setiap waktu berusaha untuk menjadi jembatan kebahagiaan orang lain. Nama kita akan semakin bersinar jika kita dalam hidupnya senantiasa beraroma atau bernuansa membahagiakan orang karena kita selalu dinanti keberadaannya.
Siapapun yang dekat dengan kita selalu merasa bahagia dan damai , karena kita punya modal bisa membahagiakan orang lain , kita punya ilmu dan sarana untuk itu, oleh karena itu hidup kita bermakna.

Saudaraku, dari pengalaman mengarungi kehidupan ternyata Allah SWT dalam menempatkan orang ternyata tidak sembarangan , artinya setiap manusia yang terpilih menjadi pemimpin maka segala konsekwensinya sudah diberi fasilitas oleh Allah termasuk ingat segala sesuatu jika ada pertanyaan atau masalah yang segera harus diatasinya ..... Subhanallah, tanpa perlu bertanya kepada orang lain, sehingga sebelum yangbersangkuta menduduki jabatan tertentu maka biasanya di proses lebih dahulu sehingga dijamin setelah menduduki jabatan tersebut sudah bisa mengendalikan semua masalah artinya ada proses seleksi alam dan proses seleksi kejiwaan dan yang bisa tahu lulus atau tidak yang merasakan orang yang bersangkutan , sehingga rasanya ujiannya begitu sulit dan penuh resiko, tapi jika lulus ujian maka semua masalah akan selesai dengan sendirinya , sehingga ada istilah banyak yang terpanggil tapi hanya sedikit yang terpilih karena saat ujian banyak yang gugur.
Jadi Allah SWT senang dengan orang yang lulus ujian sehingga bagi Allah sendiri juga akan memberikan karomah berupa penghargaan dan pertolongan bagi manusia yang terpilih tersebut... semoga ada manfaatnya  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar