"Keunggulan Manusia diukur dari Sumbangsih Pemikirannya"

Sabtu, 05 Mei 2012

Ada apa di kemanusiaan kita ?

Ada apa dibalik kemanusiaan kita saat ini ? ,suatu pertanyan yang wajar ketika dari bebeberapa bulan belakangan ini banyak sekali terjadi beberapa kasus amuk massa dan bentrok dengan polisi misal kasus Mesuji di Lampung, kasus bentrok di Pelabuhan Bima dan terakhir kasus bentrok warga di Solo.
Dimana sopan santun kita , suka menghargai orang lain, ramah , tepo seliro dan penghargaan kepada manusia lain sikap ini bersembunyi dimana ? , nah kali ini penulis mencoba untuk mencoba memberikan pandangan.


Menurut teori kebutuhan Abraham Maslow: 
Teori penghargaan kepada manusia ( motivasi) yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow.  Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).
Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan.  Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas.  Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal.
Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. . Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat.

Dari apa yang disampaikan Maslow jelas ternyata dari beberapa analisis memperlihatkan kelima kebutuhan tersebut apabila diantara ke 5 kebutuhan tersebut ada faktor penghambat untuk di aktualisasi atau ada penghambatnya bisa dipastikan akan menimbulkan konflik.
Nah dari kasu kasus yang saya sebutkan diatas, ternyata memang ada peluang terjadinya kasus kasus tersebut untuk muncul karena ada venomena di negara kita saat ini banyak sekali pembiaran atau kurangnya kesadaran diri tentang kemanusian manusia , artinya ada sinyalemen bahwa manusia Indonesia saat ini lebih mementingkan dirinya  lebih egois lebih rakus dan lebih berprilaku kasar, ada apa ini ?.
Sebuah kondisi yang tidak normal muncul pasti ada pemicunya, dimana faktor pemicu ini biasanya muncul akibat ketidak berdayanya penguasa atau aparat untuk mengatasi masalah dan masyarakat merasakan kebosanan dan rasa tidak puas atas penanganan suatu kasus, oleh karena itu masyarakat akan mencari jalan keluar sendiri dengan menggunakan rasa keadilan masyarakat, maka hukum rimba akan berlaku yang kuat akan menang dari yang lemah.

Untuk mengurai benang kusut ini memang dibutuhkan pemimpin yang dipercaya masyarakat yang bisa mengayomi semua kelompok dan kepentingan sehinggga masyarakat merasakan keamanan dari berbagai segi  sehingga tidak akan muncul peluang terjadinya bentrok atau amuk massa.
Marilah kita tanamkan dari sedini mungkin anak cucu kita terhadap rasa kemanusiaan manusia yang intinya adanya penghargaan diri dari manusia satu kemanusia yang lain, dan kita upayakan adanya penghargaan kepada aparat penegak hukum dan keadilan jika terjadi masalah untuk menangani segala sesuatunya sesuai prosedur dan ketaatan hukum serta jangan terjadinya kong kalikong jual beli kasus dan mavia peradilan , yang jika masih terjadi di negara kita bisa dipastikan akan menimbulkan kasus kasus serupa ditempat lain, semoga kedepannya negara kita tetap menuju kedamaian dan sentosa sehingga negara kita yang berdasarkan Pancasila betul betul menjadi negara yang menghargai hukum dan menghargai kemanusiaan manusia.   






Tidak ada komentar:

Posting Komentar