"Keunggulan Manusia diukur dari Sumbangsih Pemikirannya"

Senin, 13 September 2010

Kita hendaknya sebagai Agent of Change Pembangunan bangsa


Indonesia adalah negara yang menganut paham keaneragaman, artinya negara menjamin kebebasan berekspresi penduduknya dalam hal agama, dan kegiatan kesukuan dan ras, sehingga dalam tulisan Negara kertagama disebutkan bahwa kita menganut Bhineka tunggal Ika, walaupun berbeda beda tapi tetap satu.
Sehingga jika segelintir orang atau suku yang menginginkan perpecahan atau berbeda pandangan terhadap suatu masalah itu biasa, karena dari dulu memang sudah terbiasa ada perbedaan pandangan terhadap sesuatu masalah.Oleh karena itu kita hanya berharap siapapun yang menganggap dirinya sebagai seorang pemimpin hendaknya memiliki sikap arif dalam memandang perbedaan ini, karena jika perbedaan ini yang ditonjolkan paling gampang untuk menyulut api permusuhan, jika terjadi sesuatu menyangkut masalah SARA paling gampang diobok obok untuk menjadi tidak kondusif bangsa ini, kan kasihan masyarakat kecil yang tidak tahu menahu permasalahan.
Saya sangat prihatin jika diantara segelintir orang alias oknum tertentu merongrong negara ini menjadi tidak tentram, karena untuk memunculkan ketidak harmonisan masyarakat paling gampang dengan memunculkan isu SARA.
Sebagai gambaran yang paling mutahir adalah adanya penusukan terhadap 2 pendeta HKBP di Bekasi , beritanya sudah sampai ke Amerika Serikat dengan dimasukan beritanya di New York Times. nah jika kita tidak pintar dalam meredam masalah ini bisa masuk ke ranah SARA, dan akibat yang muncul adalah ketidak harmonisan diantar penduduk yang ada , padahal menurut Kapolda Metro hal ini tidak ada unsur sentimen agama.
Kita sering terprofokasi dengan kejadian kejadian terstentu yang selalu ada kaitanyya dengan masalah agama, sehingga kita berharap bagi siapa saja yang mempunyai jalur komunikasi dengan pihak lain hendaknya bisa meredam jika terjadi ketidak harmonisan hubungan dengan pendududk .
Yang menarik biasanya adalah media dengan kekuatan siarnya mampu membuat geram penduduk alias menjadi provokator jika penyiarnya mampu menangkap masalah ini bisa dibesar besarkan, memang peranan media bisa menjadi corong kepentingan pihak pihak tertentu agar dianggap gagal atau berhasil dalam suatu masalah, jika yang dianggap gagal maka yang disorot ketidak berhasilan saja yang dibicarakan , jika ada pihak yang mengatasnakaman yang berhasil ditanya sekali tetapi jika tujuan untuk menjatuhkan maka yang ditanya pihak yang berseberangan dan porsinya lebih banyak sehingga penduduk sekarang sudah paham , ini media milik siapa dan dan dengan tujuan apa, masyarakat sekarang cerdas sehingga setiap ada berita dan yang mengatakan pihak tertetu biasanya sudah tidak dianggap karena tujuannya biasanya sudah bisa ditebak untuk menjatuhkan atau dianggap tidak berhasil, karena berita mempunyai kecenderungan untuk kepentingan unsur politis.
Sebagai nara sumber kadang kadang juga tidak adil yang sering diwawancarai adalah pihak yang senantiasa menyerang pemerintah atau kepemimpinan yang sedang berkuasa , sehingga akhirnya bisa ditebak adanya unsur menganiaya atau mendholimi seseorang .
Di Indonesia jika ada pihak yang merasa terdholimi maka dia yang akan dibela mati matian oleh masyarakat , sehingga kalau para politukus tidak paham menejeman qolbu para pemilih maka bisa dipastikan pemilu yang akan datang tidak banyak dipilih , pihak yang cerdas adalah pihak yang teraniaya kemudian digunakan untuk mendongkrat popularitas pemilih , maka dia akan menang dalam voting atau coblosan.
Sebagai ilustrasi kepada pembaca semua jika kita ingin menjadi pemenang pilkada atau pemilihan kepala atau pilihan DPR dn DPRD hendaknya bisa memunculkan isue tentang pihak yang teraniaya, maka bisa dipastikan akan dibela oleh masyarakat dengan catatan track record kita baik sebelumnya.
Marilah kita tetap bisa menjaga keutuhan negara ini dengan meluncurkan pernyataan yang menyejukkan bukanya pernyataan yang membuat telinga panas dengan pernyataan atau statemen kasar atau menyerang atau menyalahkan , seringkali kita yang sudah dianggap tokoh belum berani mengeluarkan pernyataan padahal sekecil apapun kita hendaknya sudah berani berkata tidak jika memang tidak , sehingga jangan sampai mendiamkan suatu masalah yang sebenarnya bisa kita redam untuk menjadi besar dan akibatnya masyarakat kecil yang tidak berdosa menjadi korban.
Jadilah warga negara yang memilki jiwa Kumbokarno , baik ataupun buruk ini negaraku , sehingga harus kita bela, barang siapa atau ada pihak yang berupaya untuk memporak porandakan keutuhan negara ini harus kita tentang dan dan diawali dari diri kita ini, karena dari diri kitalah greget menjadi warga negara yang baik muncul , kita harus berproses menjadi warga negara yang baik karena warga negara yang baik adalah yang ikut berperan dalam proses pembangunan bangsa , kita tidak hanya sebagai penonton saja namun harus menjadi agent of change pembangunan bangsa .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar