"Keunggulan Manusia diukur dari Sumbangsih Pemikirannya"

Selasa, 20 April 2010

Tingginya Golput disetiap pilkada ........


Dari hasil pilkada beberapa daerah, ternyata masih banyak yang tidak menggunakan hak pilihnya alias golput, fenomena golput terjadi karena beberapa hal sbb:
- Tidak puasnya masyarakat terhadap kepemimpinan selama ini baik melalui pilihan DPRD atau pemilihan langsung
- Walaupun tidak memilih pilkada tetap menghasilkan pemimpin baru
- Bosan dengan hingar bingar politik ternyata tidak berpengaruh dengan kesejahteraan masyarakat pemilih
- Pemilih semakin cerdas, bahwa hasil Pilkada hanya menguntungkan segelintir orang saja
Hal hal diatas menyebabkan masyarakat tidak antusias dalam menyambut Pilkada di beberapa daerah, oleh karena itu bagaimana caranya agar angka partipatif masyarakat bisa meningkat ?
Yang pertama dilakukan adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat bahwa Pilkada akan menghasilkan pemimpin yang dinanti nanti artinya pemimpin amanah yangmemiliki jiwa pengabdian tulen, tidak matrialistis, tidak suka pamer, tidak senang dengan hoby pesta pesta, menghamburkan uang, dan masyarakat sangat senang jika pemimpinnya hidup dengan pola sederhana, tidak suka menuntut fasilitas yang wah kepada Negara, pemimpin harus memiliki sikap ojo dumeh agar dicintai rakyatnya, jika hasil Pilkada menghasilkan kualitas pemimpin yang berkualitas, maka secara tidak langsung mereka akan antusias dan berharap agar ada perubahan kearah lebih baik, lebih manusiawi dan bermartabat.
Masyarakat semakin menyadari bahwa walaupun tidak ikut Pilkada, pastinya mereka akan menemukan pemimpin baru, yang nota bene menjadi pemimpin buat mereka, sehingga masyarakat akan marasa tidak dilibatkan atas pilihan mereka, sehingga mereka menyimpulkan lebih baik waktunya digunakan untuk bekerja cari uang, sehingga yang perlu diubah pola pikir masyarakat bahwa Pilkada akan membawa dampak positip yang bergulir kearah yang lebih baik, sehingga perlu keikutsertaan masyarakat untuk membantu suksesnya Pilkada .
Bosan dengan hingar bingar politik tapi tidak menyebabkab peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat, jika pemikiran masyarakat ini terus bergulir maka dapat membahayakan keberadaan partai, partai politik tidak ada harganya, masyarakat jadi apriori atas keberadaan partai, satu contoh terbukti Pilkada Kebumen yang dimenangkan dari pendatang baru dari Indenpendent alias tanpa partai, oleh karena itu pihak politis harus memperhitungkan masalah ini dengan bijaksana, apa yang salah dengan kebijakan partai partai politik.
Hasil Pilkada hanya menguntungkan segelitir orang, nah luh, kalau pendapat ini dikembangkan sebagai wacana yang dihembuskan kepada masyarakat, sangat berbahaya karena dimungkinkan menjadi isu yang panas, la wong hanya segelintir orang yang diuntungkan kok ikut repot?, wah ini dia pendapat ekstrim, jika terus berlanjut maka setiap pilkada bisa dipastikan banyak yang tidak ikut nyoblos alias Golput, sesuatu berarti telah terjadi, yaitu munculnya gerakan boikot Pilkada, lah hasilnya cuma gitu aja kok , wah wah .... terus bagaimana solusi yang diambil untuk mengatasi masalah masalah diatas, tentu saja kita sebagai bagian masyarakat hanya menghimbau semua pihak yang berkompeten dan peduli Pilkada, agar jauh jauh hari mempersiapkan diri, membuat informasi atau fanplet yang isinya tentang kebaikan Pilkada dan tetek bengeknya itu... agar masyarakat memahami betul bahwa Pilkada dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang Kredibel dan Akuntabel yang didukung masyarakat yaitu terciptanya pemimpin yang amanah yang tahu diri, bahwa untuk jadi pemimpin harus mendapat dukungan masyarakat sehingga tidak memiliki sikap adigung dan adigang, dan sikap jiwa Ojo Dumeh mring sesami, melainkan pemimpin yang amanah yang senantiasa penuh ridho dari Allah SWT, setiap kebijakan yang diambil penuh barokah ,sehingga kebijakannya senantiasa membahagiakan banyak orang .... marilah kita tetap berpartisipasi disetiap Pilkada, anggap kita sedang beramal sehingga pemimpin yang dihasilkannya pemimpin yang amanah ... Semoga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar