"Keunggulan Manusia diukur dari Sumbangsih Pemikirannya"

Senin, 27 Mei 2013

Celotehan anak Kecil tentang Pemulung

Para Pembaca yang budiman, kali ini saya akan membahas tentang celotehan anak kecil kelas 2 SD ,. Kebetulan anak tersebut keponakan penulis sendiri nama Zerlinda Anggun Rahmadani. Dasar anak cerdas setiap celotehannya cenderung bikin orang tuanya atau Pakdenya tersenyum simpul.

Pada saat hari minggu kemarin tanggal 26 Mei 2013 , dia saya ajak keliling kota naik sepeda motor bertiga dengan Budenya alis istri saya. Pada suatu pertigaan jalan , dia nyeloteh; "pakde kasihan ya pemulung " , wong dimana mana ada tulisan " pemulung dilarang masuk" , cenderung disetiap gang ada tulisan tersebut.
Ternyata tulisan tersebut jadi obyek pemikiran si Anggun. Dia lanjutkan celotehannya , kasihan dimana mana pemulung dilarang masuk , la apa disuruh ke sawah .... paling nanti dapat padi, he he saya cuma tertawa lebar.

Pernyataan sepele tapi menggugah saya juga , mengapa banyak kalangan masyarakat menulis pemulung dilarang masuk di lingkungannya , kemungkinan yang terjadi adalah :
1. Lingkungan tersebut banyak kehilangan barang akibat perbuatan para pemulung sebelumnya
2. Kemungkinan lain , memang leingkungan menaruh curiga berlebihan dengan para pemulung
3. Bisa jadi memang tidak diperbolehkan pihak pihak yang tidak berkepentingan masuk ke lingkungan perumahan tersebut termasuk para pemulung.
4. Ada kejadian pencurian yang melibatkan pemulung.

Sebenarnya jika para penghuninya memiliki rasa kemanusian yang tinggi maka setiap RT atau RW disekitarnya dibuatkan paguyuban untuk membuang barang bekas atau barang rongsok , sehingga sambil beramal tetapi juga lingkungan jadi bersih .

Kembali kemasalah celotehan anak tersebut, kita kadang kadang tidak terlintas sedikitpun tentang kesulitan pemulung mencari barang rongsokan yang tidak dipakai atau dibuang , padahal dibagian yang kita buang tersebut menjadi lahan rejeki buat si pemulung. Sebenarnya kita peduli saja sedikit maka kita bisa ikut mengangkat derajat keluarganya , tetapi bawaan kita cuma curiga melulu. Belum banyak yang ikut memikirkan lahan mereka , maka tulisan yang sederhana ini semoga menggugah teman teman yang sudah mapan atau memiliki harta yang kecukupan , untuk tidak segan segan memberikan barang bekasnya diberikan pada orang lain , karena barang yang kita buang bisa menjadi barang dagangan bagi para pemulung untuk dijual , semoga kita tidak pelit dan gampang curiga kepada para pemulung tersebut, karena kalau dia dapat pekerjaan yang memadai, barang kali tidak mau jadi pemulung.
Tangan diatas kan lebih mulia daripada tangan dibawah to , nah mulailah dengan hal yang sepele seperti yang dicelotehkan si Anggun tersebut... semoga bisa menjadi pembelajaran dan ada manfaatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar