Hallo apa kabar para pembaca yang budiman ,
Saya sering
merenung dan berfikir bagaimana hidup ini diisi dengan hal hal yang
menyenangkan dan berguna bagi sesama, karena jarang sekali orang
melakukan perbuatan yang muaranya untuk kebahagiaan orang lain. Kalau
berfikir dan merenung bagi kepentingan diri sendiri saja sudah terbiasa
dan sering dilakukan banyak orang.
Nah sebuah
perenungan saya sentilkan untuk anda, bagaimana kalau mulai dari
sekarang kita ubah pola pikir kita bahwa setiap langkah yang kita
ayunkan juga untuk kemulyaan orang lain juga. Karena secara otomatis
kita akan dapat bagian kemulyaan juga. Hukum gema berlaku barang siapa
mengeluarkan sinyal suara pertama kali maka dia akan menerima balikan
yang pertama juga, ini sudah menjadi aturan main. Kita kadang kadang
ego bahwa demi kepentingan kita, maka diperbolehkan menghalalkan segala
cara asalkan semua keinginan kita terpenuhi,nah inilah sebenarnya buah
dari akal budi kita yang tidak terkendali karena hanya mengutamakan
keberhasilan ego kita.
Untuk
sampai pada posisi demikian memang tidak mudah dan memerlukan waktu dan
pengalaman serta pembelajaran terutama dari para pini sepuh atau guru
guru sepuh yang telah kenyang asam garam kehidupan.
Tetapi tidak menutup pintu bagi para pemuda atau pihak pihak yang ingin belajar lebih dini tentang hakekat kehidupan.
Setiap
manusia pasti memiliki niat untuk menjadi manusia baik, namun untuk
menjadi manusia baik butuh pengorbanan. Bentuk pengorbanan yang bisa
dicontohkan adalah mau belajar lebih dibanding yang lain. Ada sebuah
pembelajaran yang lama dan jarang dilakukan orang adalah " Selagi orang
tidur kita sudah bangun , selagi orang bangun kita sudah berlari ,
selagi orang berlari kita sudah sampai finish makan snak sambil lihat
orang berlari" , makna dari pembelajaran tersebut adalah kita
senantiasa selalu menjadi orang nomor satu yang berfikir dan melakukan
tindakan, artinya kita senantiasa menjadi pioner sehingga kita selalu
menjadi tempat bertanya. Istilah asing menurut Harald Schumacher adalah
menjadi " Litle is beutifully , kecil itu indah , walaupun kita kecil
tetapi memiliki nilai tawar yang tinggi seperti halnya sebuah berlian.
Para
pembaca yang baik, untuk menjadi orang baik adalah istilah dari suku
Jawa dengan " Ojo Dumeh" nya , yang artinya walaupun semua orang telah
menganggap bahwa kita memiliki posisi yang baik , memiliki nilai tawar
yang tinggi serta dipandang sebagai tokoh , namun jangan sampai kita
memanfaatkan posisi tersebut untuk melakukan adigang, adigung, adiguna
atau merasa terkuat , merasa tertinggi , merasa paling berguna sehingga
kalau sampai punya pemikiran seperti itu dijamin tidak akan lama
menikmati posisi tersebut. Ada istilah juga hidup itu merupakan Cokro
panggilingan yang artinya posisi kehidupan kita selalu berubah suatu
saat diatas , disamping , dan tidak menutup kemungkinan kita suatu saat
dibawah, sehingga sangat baik jika kita memahami makna kehidupan ini
sehingga kita harusnya menyadari sehingga pembelajaran " Ojo dumeh "
sebaiknya harus dipahami bagi semua insan Indonesia , agar budaya
Korupsi , Nepotisme, dan menghalalkan segara cara tidak terwujud di
bumi Indonesia yang kita cintai ini.
Saya berharap
dari hari kehari ada faktor pengubah yang senantiasa muncul disanubari
setiap insan, sehingga setiap insan menjadi pro aktif dengan
menampilkan sikap keteladanan minimal bagi diri sendiri bahwa kita
harus bermanfaat bagi sesama.
Untuk menuju kebahagiaan sejati
diperlukan niat yang tulus dan ikhlas serta ada dukungan dari keluarga
sehingga setiap pribadi dari keluarga Indonesia memiliki titik fokus
yaitu pribadi keteladanan seperti yang telah dilakukan oleh Rosullullah
SAW, menjadi Rahmatan lil Alamin .... semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar