"Keunggulan Manusia diukur dari Sumbangsih Pemikirannya"

Jumat, 08 Juni 2012

Pribadi yang menjadi teladan kehidupan

Hallo apa kabar para pembaca yang budiman ,
Saya sering merenung dan berfikir bagaimana hidup ini diisi dengan hal hal yang menyenangkan dan berguna bagi sesama, karena jarang sekali orang melakukan perbuatan yang muaranya untuk kebahagiaan orang lain. Kalau  berfikir dan merenung bagi kepentingan diri sendiri saja sudah terbiasa dan sering dilakukan banyak orang.



Nah sebuah perenungan saya sentilkan untuk anda, bagaimana kalau mulai dari sekarang kita ubah pola pikir kita bahwa setiap langkah yang kita ayunkan juga untuk kemulyaan orang lain juga. Karena secara otomatis kita akan dapat bagian kemulyaan juga. Hukum gema berlaku barang siapa mengeluarkan sinyal suara pertama kali maka dia akan menerima balikan yang pertama juga, ini sudah menjadi aturan main. Kita kadang kadang ego bahwa demi kepentingan kita, maka diperbolehkan menghalalkan segala cara asalkan semua keinginan kita terpenuhi,nah inilah sebenarnya buah dari akal budi kita yang tidak terkendali karena hanya mengutamakan keberhasilan ego kita.



Untuk sampai pada posisi demikian memang tidak mudah dan memerlukan waktu dan pengalaman serta pembelajaran terutama dari para pini sepuh atau guru guru sepuh yang telah kenyang asam garam kehidupan.
Tetapi tidak menutup pintu bagi para pemuda atau pihak pihak yang ingin belajar lebih dini tentang hakekat kehidupan.

Setiap manusia pasti memiliki niat untuk menjadi manusia baik, namun untuk menjadi manusia baik butuh pengorbanan. Bentuk pengorbanan yang bisa dicontohkan adalah mau belajar lebih dibanding yang lain. Ada sebuah pembelajaran yang lama dan jarang dilakukan orang adalah " Selagi orang tidur kita sudah bangun , selagi orang bangun kita sudah berlari , selagi orang berlari kita sudah sampai finish makan snak sambil lihat orang berlari" , makna dari pembelajaran tersebut adalah kita senantiasa selalu menjadi orang nomor satu yang berfikir dan melakukan tindakan, artinya kita senantiasa menjadi pioner sehingga kita selalu menjadi tempat bertanya. Istilah asing menurut Harald Schumacher adalah menjadi " Litle is beutifully , kecil itu indah , walaupun kita kecil tetapi memiliki nilai tawar yang tinggi seperti halnya  sebuah berlian.

Para pembaca yang baik, untuk menjadi orang baik adalah istilah dari suku Jawa dengan " Ojo Dumeh" nya , yang artinya walaupun semua orang telah menganggap bahwa kita memiliki posisi yang baik , memiliki nilai tawar yang tinggi serta dipandang sebagai tokoh , namun jangan sampai kita memanfaatkan posisi tersebut untuk melakukan adigang, adigung, adiguna atau merasa terkuat , merasa tertinggi , merasa paling berguna sehingga kalau sampai punya pemikiran seperti itu dijamin  tidak akan lama menikmati posisi tersebut. Ada istilah juga hidup itu merupakan  Cokro panggilingan yang artinya posisi kehidupan kita selalu berubah suatu saat diatas , disamping , dan tidak menutup kemungkinan kita suatu saat dibawah, sehingga sangat baik jika kita memahami makna kehidupan ini sehingga kita harusnya menyadari sehingga pembelajaran " Ojo dumeh " sebaiknya harus dipahami bagi semua insan Indonesia , agar budaya Korupsi , Nepotisme, dan menghalalkan segara cara tidak terwujud di bumi Indonesia yang kita cintai ini.

Saya berharap dari hari kehari ada faktor pengubah yang senantiasa muncul disanubari setiap insan, sehingga setiap insan menjadi pro aktif dengan menampilkan sikap keteladanan minimal bagi diri sendiri bahwa kita harus bermanfaat bagi sesama.
Untuk menuju kebahagiaan sejati diperlukan niat yang tulus dan ikhlas serta ada dukungan dari keluarga sehingga setiap pribadi dari keluarga Indonesia memiliki titik fokus yaitu pribadi keteladanan seperti yang telah dilakukan oleh Rosullullah SAW, menjadi Rahmatan lil Alamin .... semoga bermanfaat.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar