"Keunggulan Manusia diukur dari Sumbangsih Pemikirannya"

Kamis, 20 Februari 2014

Kasih sayang guru yang menjurumuskan

Sifat dari pribadi guru adalah suka menolong muridnya , dimana saja semua guru memiliki perasaan yang sama , jika muridnya tertekan dan tidak nyaman pastinya dia akan  berusaha untuk menolongnya.Jika guru tidak peka terhadap kondisi siswa bisa dipastikan bahwa rasa kepedulian guru tersebut telah hilang . Padahal sifat guru yang mulia ditandai dengan  tanggap tidaknya terhadap permasalahan muridnya.
Sebaliknya jika kondisi murid tidak menyadari kekurangan dirinya  maka dipastikan bahwa  dia akan memaksakan diri untuk belajar sesuatu terkadang diluar dari kemampuan dirinya,nah kondisi ini pasti akan berbenturan dengan niat baik guru dalam membimbingnya dalam belajar sesuatu ilmu.
Saudaraku yang dirahmati Allah, penulis menyoroti judul ini karena  banyak orang belajar sesuatu bidang keahlian tanpa menyadari  bahwa ilmu tersebut ternyata tidak bermanfaat bagi diri si murid.
Sebagai ilustrasi dapat saya gambarkan , banyak dari masyarakat yang berbondong bondong menyekolahkan putra putrinya  di sekolah Kejuruan bidang  tata boga , padahal si anak tidak berminat untuk menjadi seorang ahli masak , sehingga tiap harinya anak merasa tidak nyaman dan merasa tertekan  , disatu sisi niat mulia guru jika melihat anak didiknya kurang berminat berusaha mencari alternatif jalan keluar bagaimana agar anak berminat di bidang tersebut , banyak cara dan trik dilakukan guru untuk membangkitkan semangat muridnya  ,tetapi sekali lagi jika minat anak tidak menyukai bidang tersebut bisa dipastikan hasilnya tidak akan maksimal , sehingga semua prestasai yang diperolehnya adalah prestasi hadiah dari gurunya atau atas jasa belas kasian guru.Ini yang tidak boleh dilakukan oleh seorang guru, karena jika dilakukan maka bisa dikatakan guru melakukan mal praktek.
Harald Schumacher  dalam bukunya  yang terkenal ‘”Small Is beutifully” mengatakan  jadilah kita dimana berada menjadi Small is beutifully hal tersebut dimaknai sebagai proses perwujudan jati diri sebagai pribadi maupun sebagai perseorangan, dimana sebagai pribadi sebisa mungkin untuk menunjukan jati diri kita sebaik mungkin , sehingga kita layak ditunggu kehadirannya, kita ditunggu karena ketrampilan kita mumpuni dibidangnya, kita ditunggu kehadirannya karena  pengetahuannya yang luas , kita ditunggu karena  luasnya hati kita, kita ditunggu kehadirannya karena  kesabarannya dalam menghadapi sebuah masalah, kita ditunggu kehadirannya karena kepedulian kita terhadap lingkungan , kita ditunggu kehadirannya karena sifat empati kita terhadap kondisi orang lain dll sifat yang unggul yang menjadikan kita menjadi pribadi teladan.Kondisi inilah yang harus dimuculkan kepada murid murid kita  dimanapun berada sehingga  nilai kemulyaan ini yang harus ditanamkan kepada pribadi si muird, sehingga murid menganggap gurunya adalah sebagai juru kunci setiap masalah yang dihadapi baik sekarang maupun dimasa depan si guru mampu memberikan solusi..
Untuk menjadi guru yang komplit tersebut tidaklah mudah karena kondisi sekarang untuk menjadi seorang guru dibutuhkan  dana yang besar karena untuk masuk di sekolah guru sekarang tidak semua masyarakat  mampu menyekolahkan  anaknya masuk ke jenjang pendiikan ini.
Sebaliknya  untuk menjadi sebuah negara yang unggul sebaiknya guru harus mampu menjadikan setiap pribadi yang bersekolah harus menjadi pribadi teladan dirumahnya  sehingga berimbas pada penampilan elegan dari keluarga tersebut. Nah dengan demikian akan terpancar sinar kemulyaan pribadii keluarga tersebut sehingga berimbas pada penampilan pribadi bangsanya.
Untuk menyiapkan pribadi unggul tersebut seorang guru harus mampu mengetahui peta keunggulan masing masing muridnya sehingga dia tinggal mengarahkan jalan yang benar bagi murid muridnya.
Kekurangan dan kelebihan si murid harus diketahuinya sehingga mampu diukur kapasitas si muridnya sehingga guru tinggal menyesuaikan tingkat ketertarikan dan minat si murid terhadap bidang yang  akan di pelajarinya.
Dalam teori pendidikan dikatakan bahwa guru harus bijaksana dalam menyingkapi kondisi si muird , sehingga tidak ada pemaksaan diri oleh si guru , karena intinya proses pembelajaran dan pengajaran harus mampu mewujudkan potensi diri si murid, sehingga  guru tidak boleh memaksakan diri untuk mengajarkan pengetahuan yang tidak diminati si murid.Konsep biarkan mereka bebas , sehingga dalam proses pembelajaran akan muncul  kebebasan berekspresi pribadi si murid . Guru hanya sebagai fasilitator bagi perkembangan pembelajaran si murid.
Dari ulasan diatas dapat saya simpulkan bahwa guru menjadi sentral dalam mewujudkan perkembangan pribadi si muirid , dengan catatan apa yang dilakukan si guru tidak hanya wujud belas kasihan kepada si murid namun guru harus mampu berkata tidak dalam hal yang tidak boleh dilanggar si murid dan harus tegas dalam hal ini , sebaliknya harus berkata “ya” jika area yang dijalankan si murid dalam rangka mengekspresikan pribadai unggul si murid.

Sesuatu yang unggul akan muncul jika area keunggulan telah dimiliki oleh si murid , hanya tinggal bagaimana peran guru memfasiltasi kegiatan yang dapat menumbuhkan pribadi unggul si murid , guru tidak boleh memiliki rasa belas kasihan jika nantinya akan menjadikan si murid tenggelam dalam keterbelakangan dan ketertinggalan , sehingga akibatnya masa depan si murid akan tenggelam dalam ketidak berdayaan dalam menghadapi permasalahan kehidupan dimasa depan…. Semoga ad manfaatnya 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar