"Keunggulan Manusia diukur dari Sumbangsih Pemikirannya"

Sabtu, 13 November 2010

Ulah Manusia menjadikan negara penuh bencana


Sebuah pengalaman yang sangat berarti bagi kita manusia adalah ketika menerima cobaan yang datangnya diluar dugaan manusia, sebagai misalnya cobaan banjir di Wasior di papua Barat, Gelombang stunami di Mentawai, dan bencana Meletusnya gunung Merapi di perbatasan jateng dan DIY.
Sebuah peristiwa untuk menguji keimanan seseorang, untuk mengukur sejauh mana manusia dekat dengan Tuhannya, karena tidak ada kekuatan yang bisa menghentikan dan menghapus bencana jika tanpa pertolongan Allah SWT.
Bencana yang datang kepada mahluk hidup khususnya manusia dimaksudkan untuk memperingatkan manusia , jika dia tidak melaksanakan aturan main dalam pola kehidupan manusia dan mahkluk hidup di dunia ini , dikarenakan semaunya sendiri, pola keseimbangan alam diabaikan oleh manusia, sebagai misalnya seenaknya menebang hutan, merusak lingkungan dan mengkesploitasi alam tanpa memperdulikan keseimbangan alamnya akibatnya adalah datangnya banjir dan tanah longsor.
Sebenarnya banyak masalah yang timbul jika manusia tidak memperhatikan keseimbangan alam, karena pola kebersihan udara , tanah dan air sangat dipengaruhi oleh pola kehidupan manusia sehingga menjadi problem yang tidak ada habisnya jika manusianya tidak menyadari bahwa akibat ulahnya maka alam akan terganggu.
Diperkotaan sangat terasa jika begitu banyaknya mobil dan motor dengan limbah asapnya akan sangat mempengaruhi kualitas udara , sehingga jika tidak ada pembatasan jumlah mobil dan sepeda motor yang mengeluarkan gas emisi maka dipastikan kadar kebersihan udara tidak akan bisa terjaga yang akibanynya manusia sendiri yang merasakan akibatnya yaitu adanya pencemaran udara, sudah saatnya diperlukan armada khusus yang mengangkut penduduk kota dengan dibangunnya rel kereta api, bus way atau jenis transportasi umum yang bisa membatasi penduduk untuk membawa mobil sendiri atau aturan pakai untuk memiliki mobil dengan tahun terbaru saja yang boleh dimiliki dengan aturan tingkat pembuangan gasnya masih bisa terkontrol.
Dilain pihak ada pembatasan bagi pemilik modal untuk membeli sumber air, yang sebenarnya adalah sumber air untuk kehidupan masyarakat untuk mengairi sawah, ladang atau perkebunan lainnya , sekarang banyak yang dibeli pemodal untuk dibuat minuman kemasan, sehingga berakibat banyak lahan kekeringan dan tidak bisa diberdayakan lagi untuk usaha pertanian alias alih fungsi.
Sebenarnya masih banyak kasus akibat pengelolaan sumberdaya alam yang keliru yang akibatnya berdampak kepada kehidupan manusia.
Ada fakta lain yang bisa menjadi faktor datangnya musibah bagi manusia yaitu kerusakan moral bangsa yaitu ditandai dengan bobroknya aparatur negara, moral penguasa yang rusak, sudah tidak adanya keadilan bagi penegak hukum , banyaknya kasus hukum yang tidak terselesaikan dengan baik sehingga menciderai keadilan masyarakat, kasus mafia Pajak gayus, korupsi merajalela dari tingkat pusat dan daerah dll, menyangkut semua sektor kehidupan bernegara.
hal hal diatas yang menyebabkan manusia harus siap untuk diuji dengan bencana .
Sebagai ilustrasi korban bencana baru baru ini adalah sbb:
1. Korban Wasior tewas 153 , hilang 120 orang
2. Korban Tsunami Mentawai 427 orang tewas dan ratusan yang hilang
3. korban letusan Merapi Th 2010 mencapai 204 orang tewas dan hilang ratusan orang
dari data diatas kita sangat prihatin dan mengucapkan Inalillah wa ina ilaihi rojiun, semoga kedepan kita bisa terhindar dari malapetaka semacam ini.
Sebagai penutup tulisan ringkas ini marilah kita senantiasa menghindarkan diri dari perbuatan perbuatan yang bisa mendatangkan murka Allah SWT, jadilah manusia yang tahu diri yang senantiasa menjalankan pola hidup seimbang dan senantiasa menuju ridho Allah, faktor rejeki barokah yang harus kita cari, sehingga rejeki yang kita peroleh senantiasa Halal dan Toyibah , sehingga anak turunan kita senantiasa menjadi pribadi yang unggul baik dimata Allah maupun dimata manusia sehingga senantiasa diberi kemudahan dalam setiap tindakannya... Amin

2 komentar: