"Keunggulan Manusia diukur dari Sumbangsih Pemikirannya"

Sabtu, 02 Oktober 2010

Bangsa yang suka damai kok menjadi brutal ?


Kita dikenal bangsa yang ramah, bangsa yang senang dengan kedamaian, bangsa yang senantiasa menjaga perasaan, bangsa yang gemar silatorochim sehingga bangsa kita menghasilkan kebiasaan halal bihalal.Kita sebagai bangsa yang besar ditandai dengan keberagaman suku, budaya , agama , sehingga mau tidak mau sebagai bangsa yang sangat memahami kemajemukan atau kebinekaan, tentunya setiap warga negara Indonesia harus menjaga keutuhan dan keharmonisan hubungan , karena jika kita mudah terprovokasi maka bisa dipastikan mudah sekali akan bubar NKRI.
Sebagai bangsa yang besar tentunya dibutuhkan pemimpin yang bisa memberi rasa aman bagi penduduknya sehingga penduduknya merasa aman dan tenteram hidup di Indonesia, oleh karena itu dalam setiap dekade kepemimpinan pasti ada seorang yang bisa menjadi panutan bagi rakyatnya sehingga rakyatnya sangat menghormati pemimpin dengan ciri tersebut ,pemimpin seperti itu adalah pemimpin yang memiliki ciri Bawalaksana yaitu satunya kata dengan perbuatannya alias Sabda Pandhito ratu tan kena wola wali yang artinya pemimpin yang apa yang telah diucapkan maka dia tidak akan mencabutnya.
Yang kitaharapkan kondisi negara kita senantiasa aman , tenteram, damai , tidak ada konflik baik vertikal maupun horisontal sehingga semua penduduknya akan melaksanakan kegiatan dalam keadaan tanpa tekanan.
Harga kebutuhan pokok dan barang kebutuhan sehari hari tidak terkena dampak inflasi, sehingga daya beli masyarakat meningkat karena tingkat kesejahteraan dan pendapatan meningkat, semua komoditi laku terjual karena perekonomian lancar.
Hal hal yang saya sebutkan diatas adalah kondisi yang mencerminkan kondisi Gemah ripah loh jinawi , makmur rakyatnya makmur negaranya.
Namun hal tersebut betul betul menjadi barang langka karena kondisi masyarakat sekarang tidak kondusif hal ini ditandai dibeberapa tempat terjadi konflik antar penduduk, konflik agama, konflik ras atau kesukuan, dan bahkan yang terakhir dan masih menjadi ingatan kita adalah konflik Tarakan, kasus Bowlisf dan kasus kasus perampokan dibeberapa daerah, sehingga mencerminkan kalau kondisi negara kita masih dalam kondisi kurang sehat masyarakatnya.
Mengapa bisa terjadi konflik yang berkepanjangan , hal ini yang perlu mendapat perhatian kita bersama , dari analisa beberapa pakar terutama para pengamat sosial terjadinya konflik di beberapa daerah dikarenakan kondisi perekonomian kurang menguntungkan, baik untuk pengusaha maupun tenaga kerja , ditandai dengan banyaknya pemutusan hubungan kerja sepihak yang dilakukan oleh para pengusaha, sehingga banyak tenaga terdidik yang menganggur sehingga mengakibatkan terjadinya kekacauan dibeberapa daerah.Hal lain yang mendudkung terjadinya konflik adalah adanya faktor kepentingan segelintir orang atau elite penguasa yang ingin tetap memegang hegemoni kekuasaan sehingga mereka berani mengeluarkan sejumlah uang yang penting kepentingannya terwakili, walaupun menabrak aturan main baik melanggar hukum atau melanggar aturan yang ada, oleh karena itu jika kita runut maka , kesalahan yang ada atau terjadinya konflik ini karena faktor kepentingan sekelompok penduduk termarjinalkan yang akibatnya mereka berusaha untuk mencoab tetap eksis walaupun dengan melakukan penyerangan kepada pihak yang merasa menang dan kuat sendiri.
Oleh karena itu marilah kita kembali ke hitah kita sebagai bangsa yang plural atau majemuk yang senantiasa bisa menjaga kerukunan rakyatnya tanpa harus berlaku kasar dan arogan, bahwa yang terkuatn dan kaya adalah suku saya. Keakuannya haruslah dihindari karena jika tetap merasa yang paling hebat adalah sukunya bisa dipastikan pasti akan terjadi konflik berkepanjangan yang akibatnya maka penduduk yang tidak tahu menahu permasalahan menjadi korban,Kita masih ingat bahwa the founding fathers kita mengatakan bahwa aku titipkan bangsa ini kepadamu , jagalah !! itu kata Bung Karno ,maka sebagai generasi penerus hendaklah tetap menguri nguri sifat adiluhung bangsa kita yaitu Mikul duwur mendhem jero tetap terjaga, kita tetap menghormati yang tua dan menghargai yang muda sehingga kehidupan bermasyarakat dan bernegara tetap terjalin dilubuk hati yang terdalam bahwa kita tetap menjunjung dasar negara kita Pancasila dan UUD 45 sebagai dasar kenegaraan bangsa Kita, jangan biarkan sifat kanibal dan arogan terjadi di negara kita, tidak boleh segelintir orang baik atas nama politik mapun ekonomi untuk menguasai wilayah atau daerah tertentu yang akibatnya kita mengalami kondisi kemunduran baik dari segi mental maupun ekonomi , marilah tetap kita jaga negara kita, cancut tali wondo untuk tetap mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dibawah panji panji NKRI, jangan sampai wilayah kita terpecah belah lagi, karena jika kita tidak rukun antar penduduk bisa dipastikan kita akan dijajah kembali oleh bangsa lain ....wah bisa dibanyangkan kita akan hidup susah lagi, semoga bisa menjadi renungan kita semoga kita tidak mudah untuk diprofokasi oleh segelintire orang untuk menjadi penduduk yang suka protest atau menjadi WNI yang Vokal alias yang penting beda dengan penguasa.... semoga ada manfaatnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar